Rabu, 02 Januari 2013

Resensi Film "Habibie & Ainun"


Judul Film       : Habibie & Ainun
Jenis Film       : Drama
Sutradara       : Faozan Rizal
Produser        : Dhamoo Punjabi dan Manoj Punjabi
Pemeran         : Reza Rahardian, Bunga Citra Lestari, Tio Pakusadewo,
Durasi              : 118 menit
Tanggal Rilis : 20 Desember 2012

SINOPSIS

Cerita dimulai ketika Habibie dan Ainun masih remaja, mereka memang bersekolah ditempat yang sama dan gurunya kala itu sempat bergurau dengan mengatakan kalau mereka berjodoh tapi Habibie menyangkalnya, dan mengatakan kalau Ainun itu hitam, jelek, gendut, seperti gula jawa.
Tahun demi tahun pun berlalu, Habibie yang berkuliah di Jerman terpaksa harus pulang ke Indonesia karena penyakit Tuberkulosis yang dideritanya. Tapi dari situlah cerita cinta Habibie&Ainun berlanjut. Ainun yang telah berubah menjadi gadis muda nan cantik, membuat Habibie jatuh hati. Karena kecantikannya banyak pria yang menaruh hati padanya. Dan kebanyakan pria yang menyukainya adalah pria yang berpangkat dan kaya, tapi Habibie sama sekali tidak minder. Dengan santainya ia datang ke rumah Ainun dengan menggunakan becak sedangkan para ‘pesaingnya’ itu kebanyakan bermobil.
Hebatnya, Ainun sendiri tidak silau dengan itu semua, ia lebih memilih Habibie dan hidup bersama dengannya. Setelah menikah, mereka pergi ke Jerman. Disana Habibie menyelesaikan studi S3-nya dan berharap bisa kembali ke Indonesia untuk bisa membuat sebuah pesawat anak bangsa seperti janji yang pernah diucapkan olehnya ketika sakit.
‘Dinegeri orang dipuji, dinegeri sendiri dicaci.’ Mungkin itu kalimat tepat yang menggambarkan kondisi Habibie saat itu. Habibie yang dihormati di Jerman, ternyata tidak dihormati dinegerinya sendiri. Mimpi Habibie untuk bisa membangun tanah air tempat ia dilahirkan, mengalami hambatan. Dengan terpaksa ia menerima semua itu dengan lapang dada dan bekerja di Industri Kereta Api di Jerman.
Sampai akhirnya, Habibie memiliki kesempatan untuk bisa mewujudkan mimpinya. Ia di beri kesempatan untuk membuat pesawat terbang dinegerinya sendiri. Setelah menjadi wakil dirut IPTN, kemudian ia diangkat menjadi menteri, kemudian menjadi wakil presiden dan akhirnya menjadi presiden menggantikan Soeharto yang lengser dari jabatannya.
Setiap kesuksesan pasti ada pengorbanan. Kesuksesan Habibie yang ingin mengabdikan diri pada negara, berdampak pada keluarganya. Ia tak lagi sempat menghabiskan waktu dengan keluarganya, bahkan untuk dirinya sendiri pun tidak. Tidur pun hanya satu jam setiap harinya.
Ketika Habibie tak mencalonkan diri sebagai presiden di pemilu berikutnya, ia kembali ke Jerman bersama dengan Ainun. Disana mereka hidup lebih tenang dan damai. Tapi ketenangan dan kedamaian itu tak bertahan lama. Ainun yang divonis menderita kanker ovarium stadium 4, memaksanya harus dirawat di rumah sakit dan menjalankan operasi berkali-kali. Selama sakit, Habibie dengan setia merawat Ainun dan menjaganya sampai Ainun menutup mata untuk selama-lamanya.
 Penilaian Pribadi

Film Habibe & Ainun menceritakan perjalanan hidup Pak Habibie dan kisah cintanya dengan Ibu Ainun dan merupakan film adaptasi dari buku berjudul sama yang ditulis oleh Pak Habibie untuk mengenang Ibu Ainun.
Banyak adegan film ini yang sungguh mengharukan, diantaranya ketika Habibie tidak mempunyai uang dan terpaksa pulang berjalan kaki  menggunakan sepatu yang sudah bolong, di jalan ia menambal sepatu tersebut dengan kertas kerjanya. Ainun yang tidak tega melihat kaki Habibie terluka, meminta Habibie untuk memulangkannya ke Indonesia agar Habibie terbantu ekonominya selama berada di Jerman.
Selain itu, ada adegan Ainun yang sedang sakit tetapi menyempatkan diri menulis catatan obat yang harus diminum Habibie, karena selama ini Ainun lah yang menyiapkan obat Habibie. Masih banyak adegan mengharukan dari film ini seperti adegan Ainun memarahi Habibie karena hanya tidur satu jam setiap harinya dan banyak lainnya.
Menurut saya, Reza Rahardian sukses memerankan Pak Habibie, aktingnya sangat mendekati Pak Habibie yang sesungguhnya. Begitu pula Bunga Citra Lestari, sukses memerankan Ibu Ainun. Meskipun ada beberapa detail yang agak mengganggu dari sponsor, karena tidak sesuai dengan settingan zamannya.
Secara keseluruhan, film ini layak dan saya rekomendasikan untuk ditonton. Banyak pesan dan pelajaran yang bisa kita ambil. Seperti kasih sayang yang tulus antara Pak Habibie dan Ibu Ainun dan kecintaan Pak Habibie kepada Indonesia yang dibuktikan dengan keinginan beliau membangun tanah air tempat beliau dilahirkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar