HAMPA
Ku kan lukiskan dirimu dalam kata-kata yang terpendam
Yang terus meluap-luap membuat sesak didada
Yang membuatku bertahan, yang membuatku mengerti
Bahwa keberadaanku penting bagimu, itu cukup
Kubuka lembaran buku lama berdebu untuk kembali melukiskan dirimu
Tinggi... Putih... Pucat... Diam... Dingin... Perhatian...
Menyimpan segala rahasia, penuh misteri, dan tidak terbaca
Bahagia, sedih, marah, semua kurasakan saat bersamamu
Namun pada akhirnya kau pergi, membawa hatiku
Membuat kekosongan yang dalam, meninggalkan kehampaan
Membawa seluruh warna, hingga hanya hitam putih yang tersisa
Dalam kehampaan ku bernyanyi
Akankah kau kembali?
Namun ku tau kau takkan kembali
Sudah cukup kujelaskan mengenai dirimu
Dirimu yang pergi untuk selamanya bersama hatiku
Kan kututup lembaran ini dan kembali melangkah
Bersama bayangmu
FANA
Hari-hari berlalu tanpa warna yang berarti
Hitam putih yag terekam melalui mata
Suara-suara yang terdengar oleh telinga
Mulut yang terkunci rapat karna tidak ada hal yang berarti
Melangkah perlahan mencari perubahan
Menemui titik penuh warna
Berdiri tegap dengan senyum ramah
Kekakuan pun terasa
Tak berucap
Mengedip, bernafas
Perlahan warna kembali menghiasi langit
Bunga kembali mengharumkan paru-paru
Hanya berdiri dalam diam
Namun mata berkata lebih
Mulut tidak berucap
Namun senyum lebih dari cukup untuk mengartikan itu semua
Bergandengan tangan
Melangkah bersisian
Mengirup aroma yang dirindukan
Tersenyum dan bahagia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar